Sebatas, saja

Terdiam, memaku diri. Seakan berpikir untuk apa yang akan dituangkan kali ini. Berencana, mematangkan segala langkah untuk kembali berupaya dengan harap bahwasanya kali ini semoga bisa kembali bangkit menggenggam asa. Satu demi satu kata tersusun, terhubung pada satu tujuan. Berkurang, menipis, sedikit demi sedikit terkikis. Impian dengan konsep idealis yang berusaha diimplementasikan sebaik mungkin, terbentur … Continue reading Sebatas, saja

Kembali Memulai?

Sesal, perasaan tidak senang ataupun nyaman, susah, kecewa karena telah berbuat kurang baik, tidak baik, hingga salah. Selalu datang terlambat, selalu hadir dibelakang menunggu kesempatan untuk dapat kembali tampil sebagai pahlawan kesiangan. Kembali belajar memaknai yang telah dilakukan, "Oh iya kan bisa gini ya? Harusnya juga bisa begini? Kenapa juga ngga begini sekalian?". Merasa kurang … Continue reading Kembali Memulai?

Persepsi

Gemuruh nan riuh, seperti barisan kuda perang yang tengah bersatu-padu. Lelahnya seperti tidak pernah terlihat, lari dan teriak hingga sampai di titik temu buat mereka dia di tempat. Teriaknya makin keras, peluhnya deras, semangat juang tidak pernah puas hingga kemenangan dapat diraih; buas. Kelompok yang kian hari, kian banyak yang maju di garis depan. Mengumandangkan … Continue reading Persepsi

Diam.

Boleh ku ambil waktumu, hanya sesaat? Diam, aku tidak sedang mencari simpati. Baik-baik saja tingkah seperti. Hentikan longok tanya yang terpatri. Aku sedang berusaha, jangan buat keadaan makin tidak terkendali. Aku masih orang yang sama, aku masih orang yang kau kenali. Orang yang tertimpa jatuh saat kau ambil kenari. Melebam, kuminta kau diam. Diam, aku … Continue reading Diam.

Tatap Aku!

Diam, aku tidak butuh argumentasi khayal kalian! Bergerak maju ke depan, jangan terpaku di tempat! Itu tetap tidak akan berpengaruh, nyatanya lantai yang kalian pijak bergerak! Terserah kalian ingin saling menggenggam hingga mendekap sampai dimana, namun saat mencapai titiknya semua harus terlepas! Tanpa tambahan waktu, juga satu-dua patah kata. Jangan menunduk seakan aku yang paling jahat, … Continue reading Tatap Aku!

Tatap Sinis

Spesies yang berkumpul, beranak pinak meneruskan keturunan. Berasaskan saling cinta, atau mungkin karena perintahNya agar tidak hidup sendirian di dunia. Bergerumul, memadu kasih, atau bahkan sekedar meluapkan hawa nafsu dengan status perkawinan agar diperbolehkan. Membuahkan bayi-bayi mungil hasil berhubungan. Tangis bercampur bahagia, dua emosi yang berseberangan bahkan bisa menyatu dalam diri manusia. Ditampilkan dengan kenyamanan, … Continue reading Tatap Sinis

Duduk, disini

Diam, masih menetap dalam batuan. Tanpa beranjak, hanya menoleh ke berbagai arah terasa bergerak. Bujuk rayu dalam barisan, layaknya orang yang diinginkan. Masih bersimpuh dalam ruang tanpa batas. Hanya tatap pada tangan-tangan yang menengadah, tanpa sambutan mereka kembali melanjutkan perjalanan.  Beberapa tertarik menetap, ikut duduk diam dengan berbagai omong kosong yang terucap. Hanya sekedar membuang, … Continue reading Duduk, disini

Menang?

Hadir dan memulai pertemuan dalam kebersamaan, aku dan kalian memulai semua dari titik yang sama. Berbagai wilayah dan propinsi. Latar belakang yang berbeda tanpa selisih. Tahap baru, aku dan kamu, pada pijakan ruang dan waktu yang sama; menyatu. Mempelajari hal-hal yang dirasa seperti berkenalan dengan ruang lingkup orang dewasa. Tidak bisa dikatakan terlalu dini bila … Continue reading Menang?

Ini sudah hampir siang

Tirai yang sengaja dibuka karena cara lain sudah tidak ampuh untuk membangunkan. Wanita dengan pakaian dalam berwarna putih yang entah sejak kapan menemani. Menyilaukan, setidaknya itu yang dirasa walau kedua mata masih terpejam. Sakit, peristirahatan yang teramat sangat kurang. Sepertinya baru satu jam terlelap, namun pagi tiba-tiba saja menjelang. -- Sial.  Botol-botol kosong tergeletak tanpa … Continue reading Ini sudah hampir siang

Janji

Terduduk, coba menggapai mengajak untuk ikut. -- Boleh kita bicarakan ini berdua? Maaf bila terkesan menunda-nunda, segala hal yang memang sudah ditetapkan dari petunjuk-Nya. Memilih menyegerakan atau meninggalkan. Semua hal terjadi begitu cepat, dan aku amat sangat minta maaf bila gerakku mengikuti alurnya terlalu lambat, bahkan terlihat seperti melawan arus. Mula dari pertemuan, hingga keputusan. … Continue reading Janji